Atlet Renang Yang Suka Telat Masuk Sekolah, Kini Jadi Polisi

PEMUDA jangkung berkulit putih dan bertubuh atletis ini bernama Dimas Brillyan Saputra. Sekilas, penampilannya yang maskulin dan gagah menyatakan ketegasan seorang polisi. Namun jangan salah, dia itu sosok yang benar-benar perasa dan berhati lembut.

Lahir 23 th. silam, tepatnya 23 September 1993, Dimas kecil, yang tadinya adalah anak mama, sebutan dari teman-teman semasa sekolah menengah dulu, kini tumbuh jadi sosok pemuda gagah dan mandiri. Seorang pemuda yang ambisius terhadap prestasi dan karir cara lulus tes polri .

“Iya, saya itu anaknya sebenarnya agak manja. Apalagi serupa ibu, pengennya apa-apa dilayani terus,” ungkap anak ke dua dari tiga bersaudara itu.

Ia bercerita, semasa kecil dirinya bersekolah di SD IV Bektiharjo diantar oleh ibunya. Tidak hanya sekolah, mengikuti ekstra pun ia minta diantar oleh sang ibu. “Sejak kelas IV SD, saya telah menyukai olahraga air, renang, dan kebetulan terhitung atlet andalan sekolah. Meski belum bisa juara yang berarti saat itu,” kenang Dimas.

Selepas itu, ia meneruskan sekolah di SMP dan SMA Negeri di Kota Tuban. Di mana pun ia menempuh pendidikan, hobinya di dalam olahraga renang tetap dibawa. Hingga hobi itu menjadikannya murid yang jarang masuk sekolah. Kalau pun masuk kelas, ia senantiasa terlambat sekolah kedinasan TNI POLRI .

Namun, beruntungnya, resiko masuk sekolah terlambat itu terbayar oleh tumpukan prestasi yang bisa membanggakan ke dua orang tuanya terhitung mengharumkan area ia bersekolah. “Tadinya sih sempat ditegur gara-gara senantiasa terlambat masuk sekolah, namun sesudah itu saya buktikan hasil dari keterlambatan saya,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Ia mengingat kembali, semasa sekolah, sebagian kali memperoleh juara di dalam kejuaraan renang. Baik di dalam kejuaraan Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional. “Ya hingga saat ini total ada lebih kurang 103 medali dari cabang renang dan senam yang saya kumpulkan,” kata Dimas, mantan atlet renang kebanggaan Tuban itu.

Pria asli Tuban, asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, itu kini jadi bagian Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang ditugaskan di Polres Bojonegoro. “Awalnya Sabhara di Polda Jatim, sesudah itu Maret 2014 saya ditugaskan di Resor Bojonegoro,” ujarnya.

Ia jadi polisi sesudah dua kali mengikuti seleksi. Seleksi terhadap gelombang pertama ia gagal. Kemudian barulah terhadap gelombang ke dua ia berhasil lolos dan diberangkatkan mengikuti pendidikan Polri di SPN Singaraja Bali, terasa Agustus 2012 hingga Februari 2013.

“Sempat down, namun saya tidak putus asa. Polisi adalah cita-cita saya sejak kecil. Saya yakin kala saya mengusahakan keras tentu hasilnya akan ada,” terang pria yang hobi main game itu.

Orangtuanya, Teguh Imananto, sang bapak adalah pegawai Perhutani. Sementara sang Ibu, Supriyani, senantiasa tinggal di rumah mendidik Dimas dan saudara-saudaranya sejak kecil.

“Kedua orangtua saya senantiasa membantu cita-cita saya. Polisi ini tadinya terhitung cita-cita Bapak yang tidak kesampaian. Saya mengusahakan keras untuk mewujudkannya,” ujar pria penyuka sayur bali buatan ibunya tersebut.

Dimas, bersama dengan prestasinya yang tidak bisa dipandang sebelah mata tersebut, sejak April 2015 dipercaya jadi staf Kapolres Bojonegoro, AKBP Hendri Fiuser SIK MHum. Ia lah yang bertugas mengantar dan mendampingi Kapolres di dalam menunaikan tugasnya sepanjang waktu.

“Sebuah kehormatan saya bisa mendampingi bapak Kapolres. Saya bisa belajar banyak dari beliau, Polisi paling baik peraih Adimakayasa Akpol 97. Satu kata-kata bapak dan hingga saat ini jadi stimulus saya, Pelaut yang tangguh tidak akan menghadapi ombak yang tenang, itu yang akan senantiasa saya ingat,” ungkap Dimas bersemangat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *